Memayu Hayuning Bawono

Tansah Eling Lan Waspodo

Jumat, 24 Desember 2010

Semar

Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia
Filosofi, Biologis Semar
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik”.

Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar “kuncung” (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.

By : Jacks Padmalukito

Wayang Bathoro

Wayang Kurowo
Prabu Duryudana (1)Minolta DSC

Wayang Mahabharata



Kamis, 02 Desember 2010



Jatidiri dan Sifat Kepemimpinan Kresna

Orang mempelajari cerita pewayangan kebanyakan perhatiannya tertuju kepada judul cerita dan isi pokok ceritanya. Tetapi orang sering ingin mempelajari lebih dalam, ingin mengetahui unsur-unsur cerita yang membentuk struktur ceritanya, unsur yang menjadi perhatian mereka antara lain tema dan tokoh.


Sri Bathoro Kresno ( 02 )


Nama Kresna didapat dalam Regweda. Diceritakan, Kresna muncul sebagai anak Dewaki yang pandai dan bijaksana. Ada lagi nama Kresna, nama seorang resi anak laki-laki Wiswaka. Dewa besar bernama Kresna bersama sepuluh ribu pengikut melakukan pengrusakan, kemudian dikalahkan oleh Indra. Dalam syair Weda diceritakan limapuluh ribu Kresna terbunuh. Dalam mitologi India diceritakan Kresna adalah pahlawan paling cemerlang, dewa paling populer. Ia adalah awatara Wisnu yang kedelapan, bahkan dikatakan jelmaan Dewa Wisnu. Kresna juga dikenala dalam banyak legenda dan fable, hidup dalam cerita epos. Kresna ikut mengambil bagian dalam cerita Mahabharata. Cerita-cerita pendek banyak yang mengangkat Kresna sebagai dewa.

By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 03 )

Tragedi bangsa Yadawa

Kresna menghadiri perjudian antara Yudhistira dengan keluarga Korawa. Ketika Draupadi dipertaruhkan dan kalah, ia ditarik oleh Duhsasana masuk ke balai agung. Duhsasana melucuti pakaian Draupadi, tetapi Kresna segera menggantikan pakaian yang dilepas itu. Karena kalah berjudi, Pandawa dibuang ke hutan. Setelah berakhir masa pembuangan bagi para Pandawa, Kresna hadir dalam perundingan dan menganjurkan penyelesaian secara damai. Kresna kembali ke Dwaraka, Arjuna dan Duryodhana mengikutinya. Masing-masing berusaha untuk menarik Kresna agar berpihak kepadanya. Kresna menolak ajakan mereka, ia tidak akan aktip dalam perang yang mungkin terjadi, sebab ia mempunyai hubungan saudara terhadap mereka. Ia mengajukan usul, 

 By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 04 )

Sang Petualang

Kresna pernah berkelahi dengan ular besar Kaliya yang tinggal di sungai Yamuna. Ular tersebut dipaksa pergi dari sungai tersebut.
Pada waktu para gadis pemerah susu sedang mandi, Kresna melarikan pakaian mereka, lalu memanjat pohon. Dengan telanjang gadis-gadis itu mengejar dan merebut pakaian mereka.
Kresna membujuk agar Nanda dan para gembala berhenti memuja Indra, mereka disuruh memuja gunung Gowardana. Kresna mengangkat gunung Gowardana dan ditopang dengan jari tangannya, kemudian untuk berlindung selama tujuh hari. Karena kehebatannya itu Kresna mendapat sebutan Gowardanadhara dan Tungisa. Sebagai pelindung lembu, Indra menyatakan puas hati, lalu memberi sebutan Upendra.
Pada waktu Kresna menginjak masa dewasa, para gadis penggembala jatuh cinta kepadanya. Ia mengawini tujuh atau delapan di antara mereka., tetapi isteri yang pertama dan sangat disayangi hanyalah Rada. Pada masa kehidupannya itu Kresna digambarkan dengan rambut berombak, sebuah seruling ditangannya. Salah satu acara pengisi waktu Kresna sering menari bersama Rada, para gadis lain ikut menari di sekelilingnya. Tarian itu bernama Mandalanritya atau Rasamandala.
Kamsa selalu mengirimkan iblis untuk mengganggu Kresna. Pernah disuruhnya Arista dan Kesin dalam wujud banteng dan kuda untuk membunuh Kresna. Setelah usaha Kamsa gagal, Balarama dan Kresna diundang supaya datang ke Mathura untuk menghadiri beberapa acara pertandingan. Kamsa telah bersiap-siap untuk menghancurkannya. Balarama dan Krersna menerima undangan itu, lalu pergi ke Mathura. Sampai di batas kota mereka berjumpa tukang cuci abdi Kamsa. Cucian ditumpahkan, Balarama dan Kresna dicacimaki. Tukang cuci dibunuh, pakaian yang baik diambil lalu dipakainya.
Kresna berjumpa Kubya, gadis bungkuk yang membawa minyak jebad. Gadis itu dibuatnya dapat berdiri tegak.
Balarama dan Kresna menghadiri upacara pertandingan. Kresna membunuh Chamura pendekar raja Mathura. Kemudian berhasil membunuh Kamsa. Ugrasena diminta naik tahta kembali. Kresna tinggal di Mathura belajar seni berperang kepada Sandipani.
Kresna pergi ke neraka menjemput enam saudaranya yang dibunuh oleh Kamsa sewaktu masih bayi. Bayi-bayi itu setelah menikmati susu ibu, lalu naik ke nirwana.
Kresna pernah membunuh iblis bernama Pancajana yang menyerang anak gurunya. Iblis itu tinggal di laut dalam wujud kerang. Kresna menggunakan kerang untuk terompet dan diberi nama Pancajanya.
Kedua isteri Kamsa adalah anak perempuan Jarasanda raja Magada. Raja Magada itu mengumpulkam pasukan untuk menyerang Mathura, tetapi dapat dikalahkan oleh Kresna. Delapanbelas kali raja Magada berusaha untuk membunuh Kresna, tetapi tidak pernah berhasil. Raja itu dapat dikalahkan oleh Kresna.
Musuh baru bernama Kalayawana mengancam Kresna. Kresna merasa tidak mampu, lalu pindah ke Guzarat dan membangun kota Dwaraka. Selama bermukim di Dwaraka, Kresna melarikan Rukmini dan memperisterinya. Rukmini anak raja Widarba itu telah ditunangkan dengan Sisupala. Kisah lain yang menceritakan perkawinan Kresna. Seorang perwira Yadawa bernama Satrajit mempunyai permata indah bernama Syamantaka. Kresna sangat mencintainya. Pengawasan permata itu diserahkan kepada Prasena. Tetapi Prasena kemudian meninggal karena seekor singa hutan. Singa dibunuh oleh Jambawat raja beruang. Satrajit mendakwa Kresna melarikan permata. Untuk membersihkan diri Kresna masuk ke hutan untuk menyelidiki kematian Prasena. Kresna bertemu Jambawat dan berhasil merebut permata. Kemudian Kresna memperistri Jambawati anak perempuan Jambawat, dan juga memperisteri Satyaboma anak Satrajit.
Kresna mempunyai isteri 16.000 lebih dan beranak 180.000 anak laki-laki. Dari Rukmini lahir anak laki-laki bernama Pradyumna dan anak perempuan bernama Carumati. Perkawinannya dengan Jambawati beranak Samba, dengan Satyaboma beranak sepuluh anak laki-laki.
Indra datang kepada Kresna minta bantuan untuk menumpas iblis Naraka. Kresna bersedia, lalu pergi ke kerajaan Naraka. Mula-mula berhasil membunuh iblis Muru penjaga kota, kemudian membunuh Naraka.
Kresna berkunjung ke istana Indra bersama Satyaboma, atas usul Satyaboma, Kresna mencabut pohon Parijata yang termashur, berasal dari buih air laut. Pohon itu Saci isteri Indra. Saci mengadu kepada Indra. Indra menyusun kekuatan untuk merebut pohon itu, tetapi tidak berhasil, bahkan kalah melawan Kresna.
Pradyumna mendapatkan anak laki-laki bernama Arimuda. Arimuda dicintai oleh Usa anak Bana. Usa minta bantuan sahabatnya untuk melarikan Arimuda dan Kresna. Balarama dan Pradyumna berusaha menyelamatkannya. Bana dibantu Siwa dan Skanda menghadang mereka. Kresna dengan senjata bius membuat Siwa menjadi lengah. Siwa berhasil dikalahkannya. Skanda cedera, Bana bertempur dengan gigih, akhirnya luka parah. Atas permintaan Siwa, Bana diampuninya, Arimuda dilepaskannya.
Panudraka adalah laki-laki keturunan tokoh bernama Wasudewa. Karena ia keturunan Wasudewa yang sama nama dengan ayah Kresna, lalu membuat lambang-lambang Kresna. Ia bersekutu dengan raja Kasi atau Benares. Kresna membunuh Panudraka dan meluncurkan senjata cakra yang bernyala-nyala untuk membinasakan negara Kasi. 
Kresna sungguh terkenal dan mempunyai banyak sebutan atas hubungan keluarga, petualangan dan watak pribadinya.

Sri Bathoro Kresno ( 05 )

Cerita kelahiran dan masa remaja Kresna dimuat dalam kakawin Kangsa (Naskah Kirtya No. 844) Basudewa raja Mathura menguasai bangsa Yadu, Wresni dan Andhaka. Basudewa mempunyai saudara nak-sanak bernama Kangsa yang lahir dari rasaksi Pragamini, keturunan Lawana. Setelah menjadi raja Kangsa amat kejam, menindas bangsa Yadu. Wisnu menjelma lewat Dewaki atau Raiwati isteri kedua Basudewa, Basuki lewat Rohini isteri Basudewa yang pertama. 
 
 By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 06 )

Ketika Arjuna menggembara di hutan bertemu dengan Kresna di gunung Raiwataka. Mereka menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh golongan Yadu, seraya mendengarkan kemerduan suara gamelan. Dalam pesta itu Arjuna melihat Subhadra adik Baladewa. Arjuna terpesona melihat kecantikan Subhadra. Kresna tahu, bahwa Arjuna tertarik kepada Subhadra, lalu disuruh melarikannya. Setelah Arjuna berhasil melarikan Subhadra, Baladewa marah, merasa dihina oleh Arjuna. 

By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 07 )

Di tengah medan pertempuran Baratayuda Kresna menasihati Harjuna
agar menuntaskan peperangan walaupun harus menghadapi saudaranya.
Nasihat tersebut lebih dikenal dengannama Bagawadgita.
(lukisan tinta di atas kertas tahun 2006 karya Herjaka HS) 
Kresna kembali menemui Kunthi, melapor hasil perundingan, bahwa Suyodhana menginginkan perang. Kunthi berpesan agar 

By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 08 )

Kelahiran Kangsa

Raja Darmaji berusaha mencari mahkota Bathara Rama, lalu pergi ke kerajaan Dwarawati. Ketika raja Darmaji datang, raja Dwarawati, Ditya Kresna sedang dihadap oleh Patih Muksamuka, Murkabumi, Muksala, Karungkala dan Gelapsara. Ditya Kresna menyapa dan bertanya maksud kedatangan Darmaji. Raja Darmaji meminta mahkota Bathara Rama yang dipakai Ditya Kresna. Namun Ditya Kresna tidak mau memberikannya, maka terjadilah perkelahian. Raja Darmaji mati karena digigit, dan putus perutnya.
By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 09 )

Penjelmaan Whisnu

Di dalam pembicaraan dengan Harya Prabu Rukma dan Ugrasena, Raja Basudewa menyatakan kesedihannya karena memikirkan dambaan ketiga isterinya yang sangat ingin segera melahirkan anak. Karena rasa prihatin tersebut, sang raja semakin tekun bersemadi. Pada suatu saat Dewa memberi petunjuk agar raja berburu ke hutan Kumbina. Di hutan itulah raja akan memperoleh sarana bagi isteri-isterinya agar segera mengandung dan berputra. Patih Yudawangsa mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan perburuan. Sementara Harya Rukma dan Ugrasena diperintahkan mempersiapkan prajurit pengawal raja.

 
By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 10 )

Mendung di Manduro

Di antara tiga isteri Basudewa yang cantik-cantik, yaitu Dewi Rohini, Dewi Dewaki dan Dewi Mahera, Dewi Maheralah yang paling mempunyai daya tarik. Oleh karenanya banyak raja yang mengincar Dewi Mahera. Dewi Mahera meyadari akan hal itu, namun ia tidak tahu pasti kejadian yang akan menimpa dirinya. Di suatu sore ketika sedang berbincang-bincang dengan para abdi, 
 
By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 11 )

Perkawinan Kresno

Kresna dikenal mempunyai tiga isteri, yaitu Rukmini, Setyaboma dan Jembawati. Namun ada sebuah cerita yang menyebutkan bahwa Kresna juga beristeri Pertiwi. Rupanya pendapat itu berbaur dengan cerita perkawinan Wisnu dengan Pertiwi.

 
 By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 12 )

Narayana san menantu

Raja Bismaka duduk di atas singgasana, dihadap oleh Yudhistira, Bima, Nakula, Sadewa serta para menteri Negara Kumbina. Tidak beberapa lama, datanglah raja Duryodana mengawal Pendeta Drona, untuk melamar Dewi Rukmini. Raja menerima kedatangan mereka dengan hormat. Setelah mengutarakan maksudnya, Raja 
 
By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 13 )

Narayana dan Setyaboma

Setyajid, raja Lesanpura, duduk di atas singgasana, dihadap oleh Setyaki, Setyadarma dan pegawai istana. Raja memberitahu rencana perjodohan Setyaboma dengan Pendeta Drona di Sokalima. Tengah mereka berbicara datanglah Patih Prabawa, utusan dari kerajaan Mandura, menyampaikan surat dari Prabu Baladewa.

Isi surat menerangkan bahwa Erawati, istri raja Baladewa, jatuh sakit. Sekarang ia beristirahat di pesanggrahan Randhukumbala. Setyaboma didambakan kehadirannya untuk menjenguk Erawati. Patih Prabawa kembali ke Mandura. Raja Setyajid menemui permaisuri yang sedang duduk bersama Setyaboma. Raja memberi tahu tentang kabar Erawati yang sedang sakit, dan minta agar Setyaboma datang menjenguknya. Setyaboma dengan senang berangkat ke Randhukumbala. Setyaki dan Setyadarma mengiringnya.

Dikisahkan, raja Dwarawati yang bernama Yuda Kalakresna sedang jatuh cinta kepada Setyaboma. Raja itu menulis surat lamaran. Raksasa Kalarumba diperintahkan untuk menyampaikannya kepada raja Setyajid. Kalarumba berangkat, dikawal Togog dan Sarawita. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan rombongan Lesanpura yang akan pergi ke Randhukumbala. Maka terjadilah perselisihan, raksasa Kalarumba lalu menyimpang, masuk ke hutan. Mereka takut menghadapi amukan Setyaki. Rombongan Lesanpura berlanjut ke Randhukumbala.

Telah lama Pamade tinggal di pertapaan Wukir Retawu. Bagawan Abiyasa menyuruh agar Pamade kembali ke Ngamarta. Pamade menurut perintah sang bagawan, lalu mohon restu berangkat ke Ngamarta. Para panakawan mengawalnya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan prajurit raksasa Dwarawati yang dipimpin oleh Kalarumba. Mereka saling bertanya, berselisih dan terjadilah perkelahian. Raksasa kalah. Togog dan Sarawita pun kembali ke Dwarawati.

Setyaboma dan rombongan tiba di pesanggrahan Randhukumbala. Mereka disambut oleh raja Baladewa. Setyaboma disuruh masuk ke istana keputren menemui Erawati, sedang Setyaki ditemui oleh raja Baladewa sendiri. Setelah masuk di istana keputren, Setyaboma terkejut bercampur takut, sebab yang dijumpai sakit bukan Erawati, melainkan Narayana. Setyaboma akan lari, tetapi ditahan Narayana. Narayana berkata bahwa sangat sayang bila Setyaboma yang gadis remaja akan dikawinkan dengan Pendeta Drona yang tua itu. Setyaboma jatuh cinta kepada Narayana. Mereka duduk berdampingan dan berjanji saling mencintai.

Sementara itu Setyaki mabuk oleh minuman sehingga tidak mengetahui peristiwa yang terjadi. Setelah sadar dan mengetahui tipu muslihat raja Baladewa dan Narayana, Setyaki pun menjadi marah. Ia hendak menyerang raja Baladewa. Raja Baladewa mengatakan bahwa tipu muslihat itu dilakukan demi terbebasnya Setyaboma dari tangan Korawa. Setyaki tidak setuju dengan akal demikian itu. Raja Baladewa diserangnya, tetapi sang raja berusaha menghindari perselisihan. Ketika Setyaki melihat Setyaboma duduk berdampingan dengan Narayana, hilanglah rasa marahnya. Ternyata Setyaboma mencintai Narayana. Ia menghormat dan minta maaf. Setyaki diutus ke Ngastina agar memberitahu kepada warga Korawa bahwa perkawinan Setyaboma harus melalui sayembara. Siapa yang mampu mengalahkan raja Baladewa dan mematahkan dua lengannya diperbolehkan memperistri Setyaboma.

Setyaki segera pergi ke Ngastina, menyampaikan sayembara yang harus dipenuhi oleh raja Duryudana dan Pendeta Drona. Kemudian Setyaki kembali ke Randhukumbala. Raja Duryodana mengijinkannya, beberapa warga Korawa disuruh membantunya. Setelah tiba di Randhukumbala, Pendeta Drona mengajukan permintaan bahwa para Korawalah yang mewakilinya. Raja Baladewa menerima usul Pendeta Drona. Ia menyuruh warga Korawa mengeroyoknya tapi ternyata Raja Baladewa tidak terkalahkan.

Pendeta Drona pun lari ke Ngamarta, menghadap raja Yudhistira. Pendeta Drona minta kesediaan Bima untuk mewakilinya mengikuti sayembara mengalahkan raja Baladewa. Raja Yudhistira mengijinkan, dan Bima menyanggupinya. Mereka meninggalkan Ngamarta, dan pergi menuju ke Randhukumbala. Pamade menyertainya. Raja Baladewa menerima kedatangan Bima, lalu mereka beradu kesaktian. Lama mereka berkelahi, akhirnya capai dan jatuh pingsan. Narayana dan Sumbadra datang dan menangisi Baladewa. Sedangkan Pamade menangisi Bima.

Tengah mereka bertangisan datanglah penjaga istana keputren, lalu memberi tahu bahwa Setyaboma dilarikan Raseksi. Baladewa dan Bima sadar, lalu mereka berunding untuk mengejar pencuri. Pamade ditugaskan mencari pencuri itu. Bima dan Narayana mengikutinya.

Setyaboma telah berhasil dibawa sampai Negara Dwarawati oleh Raseksi Rini. Kemudian diserahkannya kepada raja Yuda Kalakresna. Setyaboma disuruh masuk ke istana. Ketika masuk di istana, ternyata Narayana telah datang dan siap menyambutnya. Setyaboma disimpan dalam cincin Narayana. Raja Yuda Kalakresna menyerangnya, tetapi akhirnya mati terbunuh. Prajurit Dwarawati mengamuk namun dapat dipadamkan oleh Bima dan Pamade. Sang Hyang Narada datang, menjunjung perintah Sang Hyang Girinata, agar Narayana naik tahta di Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna. Sang Hyang Narada kembali ke Kahyangan.

Narayana, Bima dan Pamade kembali ke Lesanpura dan menyerahkan Setyaboma kepada raja Setyajid. Raja mengijinkan putrinya, Setyaboma, dipersunting oleh Narayana.

Raja Duryodana yang kecewa lalu memerintahkan warga Korawa menyerang Lesanpura dan merebut Setyaboma. Serangan prajurit Korawa dilawan oleh Pamade dan Bima, maka seketika musuh kembali ke Ngastina.

Sri Bathoro Kresno ( 14 )

Narayana dan Jambawati

Para Pandhawa hidup menyamar di Wanamarta. Yudhisthira menyamar sebagai brahmana Dwijakangka, Bima menjadi algojo bernama Jagalbilawa, Arjuna menjadi guru tari bernama Kandhiwratnala, Nakula menjadi pemelihara kuda bernama Pinten atau Dama, Sadewa menjadi gembala bernama Tangsen atau Granti. 

By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 15 )

Narayana Vs Kangsa

Kresna banyak terlibat dalam beberapa cerita, berkedudukan sebagai tokoh sampingan, tokoh pelengkap dan tokoh utama. Berikut ini beberapa cerita yang melibatkan Kresna sabagai tokoh utama. Cerita permusuhan Narayana dengan Kangsa dimuat dalam beberapa cerita atau lakon. Antara lain dalam cerita Kangsadewa, Kangsa Adu Jago dan Kangsa Adu-adu. Isi ketiga cerita itu hampir 

By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 16 )

Sementara itu Narayana telah sempurna berguru kepada Bagawan Padmanaba di gunung Giripura. Bagawan Padmanaba menganugerahkan kembang Wijayakusuma dan senjata Cakrabaskara. Kemudian sang bagawan merasuk menyatu dengan Narayana. Setelah menerima senjata sakti itu, Narayana pergi ke gunung Argasonya mencari Kakrasana. Kakrasana telah menerima 
 
 By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 17 )

Rama Nitis

Darmakusuma duduk dihadap oleh Kresna, Wrekodara, Nakula, Sadewa, Samba dan Satyaki. Mereka membicarakan nasib Gathotkaca. Tiba-tiba Gathotkaca jatuh dari angkasa. Mengerang kesakitan, ia merangkak menghadap raja Darmakusuma. Kemudian Harjuna datang. Raja meminta agar Arjuna segera menolong Gathotkaca. Arjuna pun mengambil anak panah yang bersarang di perut Gathotkaca dengan anak panah pula. Maka Gathotkaca sembuh kembali.

 
 By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 18 )

Wahyu Mahkota Rama

Cerita Wahyu Makutharama dimuat dalam lakon Wahyu Makutharama atau Arjuna Jelur. Isi ringkas cerita Wahyu Makutharama sebagai berikut:

 
By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 19 )

Kresna raja Dwarawati duduk di Pancaniti, dihadap oleh Samba, Wresniwira, Patih Udawa dan pegawai istana. Mereka membicarakan kepergian Harjuna dari Madukara. Kresna ingin berkunjung ke Ngamarta. Patih Udawa diminta mempersiapkan kepergian raja. Kresna meninggalkan balai penghadapan lalu masuk istana, memberi tahu rencana kepergiannya kepada para isteri. Rukmini, Jembawati dan Setyaboma menyambut kedatangan Kresna. Di hadapan para istrinya, Kresna menyampaikan berita tentang kepergian Arjuna dan rencana kunjungan ke Ngamarta.
 

By : Jacks Padmalukito

Sri Bathoro Kresno ( 20 )

Raja Kresna duduk di atas singgasana, dihadap oleh Wisnubrata, Patih Udawa dan Setyaki. Datanglah Patih Sengkuni utusan Suyudana, raja Ngastina. Kresna diminta menghadiri dan menjadi saksi penobatan Bagawan Sabdajati yang diangkat sebagai pujangga istana, menggantikan Pendeta Drona. Pendeta Drona telah lama pergi meninggalkan kerajaan Ngastina. Kresna sanggup menghadiri upacara itu. Kemudian ia masuk istana untuk berpamitan kepada para isteri. Wisnubrata dan Satyaki diserahi menjaga istana Dwarawati. Kresna dan Sengkuni berangkat menuju Ngastina.

 
By : Jacks Padmalukito