Memayu Hayuning Bawono

Tansah Eling Lan Waspodo

Kamis, 25 November 2010

Bathari Durgo Vs Punokawan

Suatu hari di tegal tumaritis, terlihat barisan punokawan ( Gareng, Petruk, Bagong, Semar)berdiri berjajar memegang senjata siap perang…..tampak pula di kejauhan betari durga naik anjing kurapan menuju tegal tumaritis.Setelah berhadap-hadapan dan saling memandang..terlihat raut muka betari durga memerah bak tai rebus menahan amarah…sementara di sisi lain, barisan punokawan hanya tersenyum geli melihat raut muka betari durga yang marah..di mata mereka wajah itu bagai tai anjing di tumpukan sampah. (betari durga dengan wajah berapi-api berteriak bagai anjing kesurupan.)
 
Betari durga : Aku dengar dari abdiku, kalian memperolok-olok   aku…menghina aku, apa maksud kalian? bahkan kalian membunuh dan menyiksa para abdiku?

Gareng : he..he..ada yang salah dengan ucapan dan tindakan kami? Bukankah memang benar bahwa betari durga memang keturunan raksesi yang harus di basmi, kalau perlu di cincang buat makan anjing buduk

 Betari durga : lalu buat apa kalian semua memperolok-olok aku sedemikian rupa?

(pada waktu itu ketika para punokawan sedang melewati  desa di ujung kerajaan, mereka melihat segerombolan raksesi sedang membuat onar.Mereka sedang berusaha menculik warga untuk pemuas napsu mereka. Tetapi niat mereka terhalang oleh kedatangan para punokawan yang menghadang langkah mereka. Salah satu raksesi itu mencoba mengusir  dengan melempar sebatang gada  kearah para punokawan. tetapi gada tersebut luluh lantak sebelum menyentuh kulit salah satu punokawan. Sebelum hilang rasa heran mereka, para punokawan dengan secepat kilat berkelebat menyerang para raksesi, dan membuat barisan para raksesi kocar kacir bagai di terjang badai, Gareng tampak memimpin para punokawan menghancurkan atau mematahkan anggota tubuh para raksesi tanpa ampun. Sebuah pemandangan yang mengerikan, darah para raksesi tampak menggenangi tanah di sekitar arena pertempuran. Hanya ada satu raksesi yang dibiarkan hidup oleh  gareng, supaya melaporkan kepada betari durga junjungan mereka, dan sebelumnya gareng membuat buntung tangannya,sebelum raksesi itu pergi gareng mengancam mengatakan  bahwa semua raksesi  yang akan membuat onar akan di cincang tanpa terkecuali, bahkan gareng menantang supaya betari durga junjungan mereka untuk mempertanggung jawabkan perbuatan para abdinya. Lalu abdi tersebut tergopoh-gopoh melarikan diri kembali ke ke kerajaannya dan melaporkan kepada betari durga junjungannya. Betari durga tampak marah dan murka mendengar laporan raksesi abdinya, lalu segera ia menaiki anjing tunggangannya untuk menuju ke kediaman para punokawan di tegal tumaritis) 

Betari durga : Aku tidak terima, kalian memperlakukan para abdi ku sedemikian rupa…itu penghinaan…
Gareng : Punya abdi dengan perbuatan dan kelakuan seperti itu masih di bela? Heran….oallah….namanya juga raksesi laknat….kalau memang aku menantang, kamu mau apa? kalian pantas mati dan berkerak di neraka jahanam….bercermin….bercermin  

Gareng : Truk, papas serangan dari samping kanan..Gong…papas juga dari kiri…Pak semar..siapkann ajian kentutmu..aku akan memapas serangannya dari depan.
( serentak gareng, petruk, bagong berkelebat bersama-sama. terjadi pertarungan sengit, tapi apa daya, kesaktian betari durga masih jauh di bawah para punokawan. yang terjadi betari durga menjadi bulan2an para punokawan…tampak darah mengalir dari luka tubuh betari durga akibat  senjata para punokawan. tetapi betari durga masih memberikan perlawanan…karena saking jengkelnya, semar yang sedari tadi sudah ngeden menyiapkan ajian kentutnya, melompat tepat didepan muka betari durga, lalu membalikkan tubuhnya mengeluarkan ajian kentutnya, sampai2 sedikit tainya ikut menyembur kewajah betari durga…matilah betari durga seketika)
Gareng, Petruk, Bagong : Hidup bapak Semar…..Hidup kentut Semar..hidup Tai  semar.. Uhuuy.....!! 

pungkasan Carito:

Kentut dan Tai semar mujarab buat bunuh orang2 yang  merasa dirinya pantas untuk jadi kerak neraka jahanam, basmi penyimpangan basmi keangkara murkaan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar